Sinnun Maxillofacial Journal https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial <p><strong>Sinnun Maxillofacial Journal</strong> is a publication of scientific work in the field of dentistry in a broad sense such as periodontic, pedodontic, conservative dentistry, endodontic, dental material, oral biology, oral and maxillofacial surgery, prosthodontic, orthodontic, dental radiology, dental medicine and community dentistry. In addition, the Journal was first established since 2019 by the Institute of Study and Management Center Journal of the Faculty of Dentistry Universitas Muslim Indonesia located in Makassar, South Sulawesi. Sinnun Maxillofacial Journal published on April and October with<strong> <a href="http://u.lipi.go.id/1570502827">E-ISSN 2714-5646</a>.</strong> This journal has also collaborated with <strong>Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) </strong>in terms of assisting the advancement of dental health and disseminating research results. </p> en-US fadilabdillaharifin@umi.ac.id (Fadil Abdillah Arifin) fajrinwijaya@umi.ac.id (Muhammad Fajrin Wijaya) Tue, 30 Apr 2024 23:40:47 +0000 OJS 3.2.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Sarang Semut Kalimantan (Myrmecodia tuberosa Jack) Terhadap Bakteri Porphyromonas gingivalis Secara In Vitro https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/120 <p style="font-weight: 400;"><strong>Pendahuluan:</strong> <em>Porphyromonas gingivalis</em> adalah bakteri yang sering terjadi pada kasus periodontitis dengan prevalensi 40-100%. Spesies sarang semut jenis <em>Myrmecodia tuberosa</em> Jack merupakan tanaman yang banyak ditemukan disekitaran hutan Kalimantan Barat, dan memiliki berbagai senyawa aktif yang terkandung didalamnya, seperti <em>flavonoid</em>, <em>tannin</em>, dan <em>polifenol</em>. <strong>Tujuan Penelitian:</strong> Untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak tanaman sarang semut terhadap pertumbuhan bakteri <em>Porphyromonas gingivalis</em> secara in vitro. <strong>Bahan dan Metode:</strong> Penelitian eksperimental dengan 20 kelompok uji yaitu perlakuan dengan konsentrasi 125 mg/mL, 62,5 mg/mL, 31,25 mg/mL, 15,625 mg/mL, 7,81 mg/mL, 3,90 mg/mL, 1,95 mg/mL, 0,97 mg/mL, 0,48 mg/mL, 0,24 mg/mL, 0,12 mg/mL, 0,06 mg/mL, 0,03 mg/mL, 0,015 mg/mL, 0,007 mg/mL, 0,003 mg/mL, 0,0019 mg/mL, 0,0009 mg/mL, 0,0004 mg/mL, 0,0002 mg/mL, kelompok kontrol positif (<em>Chlorhexidine gluconate 0,2%</em>) dan kelompok kontrol negatif (<em>DMSO 10%)</em> dengan metode mikrodilusi untuk melihat kadar hambat minimum. <strong>Hasil Penelitian:</strong> Hasil penelitian menunjukan adanya aktivitas antibakteri yang ditandai dengan sumuran jernih pada beberapa konsentrasi, selain itu antibakteri yang dimiliki bersifat <em>bakteriostat</em>. <strong>Kesimpulan</strong>: ekstrak etanol sarang semut memiliki kemampuan untuk menghambat bakteri penyebab periodontitis kronis <em>P.gingivalis</em>.</p> Chaesarianus Paul Christian Soge, Lilies Anggarwati Astuti, Sinar Yani, Sjarif Ismail, Alhawaris Alhawaris Copyright (c) 2024 Sinnun Maxillofacial Journal https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/120 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0000 Prevalensi Lesi Oral sebagai Manifestasi HIV/AIDS pada Orang Dengan HIV (ODHIV) yang Mengonsumsi Highly Active Antiretroviral Therapy di Komunitas Mahameru Surabaya Indonesia https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/127 <p style="font-weight: 400;"><strong>Pendahuluan:</strong> Terjadinya lesi oral pada Orang Dengan HIV (ODHIV) telah banyak dihubungkan dengan peningkatan <em>viral load, </em>penurunan jumlah CD4+, dan konsumsi <em>Highly Active Antiretroviral Therapy </em>(HAART) yang walaupun penggunaannya dapat meningkatkan kondisi umum ODHIV, tetapi penggunaan dalam jangka panjang juga akan memicu berbagai perubahan secara sistemik dan lokal. <strong>Tujuan Penelitian: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mendata prevalensi terjadinya lesi oral pada ODHIV yang menggunakan HAART. <strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasi <em>cross sectional </em>dengan <em>total sampling </em>sesuai dengan STOBE <em>statement. </em>Data dicatat pada formulir kuesioner dan formulir pemeriksaan klinis. <strong>H</strong><strong>asil: </strong>Sebanyak total 40 orang peserta dilaporkan dalam penelitian ini. Jenis HAART yang paling banyak dilaporkan penggunaannya dalam jangka panjang tanpa perubahan adalah TLD (27,5%), sementara jenis terapi dengan perubahan regimen adalah terapi awal dengan Duviral Neviral menjadi terapi dengan TLD (12,5%). Durasi terapi HAART selama lebih dari 3 tahun tercatat pada 29 peserta (72,5%) dan durasi terapi kurang dari 3 tahun tercatat pada 11 peserta (27,5%). Lesi oral yang paling banyak diobservasi adalah <em>diffuse oral hyperpigmentation </em>(47,62%), diikuti oleh <em>coated tongue </em>(23,81%), <em>traumatic ulcer </em>(4,76%), <em>linea alba </em>(4,76%), torus palatinus (4,76%), dan lesi-lesi lainnya. <strong>Kesimpulan: </strong>Lesi oral yang paling banyak ditemukan adalah <em>oral diffuse hyperpigmentation </em>dan korelasinya dengan penggunaan HAART masih perlu ditelaah lebih lanjut.</p> Desiana Radithia, Diah Savitri Ernawati, Reiska Kumala Bakti, Aulya Setyo Pratiwi, Nurina Febriyanti Ayuningtyas, Fatma Yasmin Mahdani, Togu Andrie Simon Pasaribu, Karlina Puspasari, Selviana Rizky Pramitha, Gremita Kusuma Dewi Copyright (c) 2024 Sinnun Maxillofacial Journal https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/127 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0000 Evaluasi Analisis Howes dan Korkhaus Pada Model Studi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Yarsi https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/139 <p style="font-weight: 400;"><strong>Latar belakang: </strong>Analisis model studi Howes dan Korkhaus digunakan sebagai alat bantu untuk menegakkan diagnosis dan rencana perawatan ortodontik. Setiap analisis model studi memiliki standar nilai normal yang didapatkan dari hasil pengukuran dan perhitungan pada ras Caucasoid, namun terdapat perbedaan hasil standar nilai normal pada ras atau etnis yang berbeda sehingga penggunaan analisis Howes dan Korkhaus perlu dikaji lebih lanjut terhadap gigi geligi pada model studi orang yang berasal dari ras yang berbeda. <strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi analisis model Howes dan Korkhaus pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas YARSI (FKG YARSI) dan hasilnya akan dibandingkan dengan penelitian analisis Howes dan Korkhaus pada populasi lainnya. <strong>Metode penelitian: </strong>Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik deskriptif <em>crosssectional. </em>Sampel diambil pada populasi mahasiswa FKG YARSI dan dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Total sampel sebanyak 22 model studi mahasiswa FKG YARSI yang terdiri dari 18 perempuan dan 4 laki-laki. Model studi dibuat dengan cara mencetak subjek menggunakan alginat dan melakukan pengecoran menggunakan gipsum, lalu dilakukan pengukuran, perhitungan, serta dianalisis secara statistik menggunakan SPSS. <strong>Hasil: </strong>Hasil analisis Howes mahasiswa FKG YARSI 46,40%, panjang lengkung anterior Korkhaus 162,23 dan tinggi palatum Korkhaus 37,86%. Terdapat perbedaan bermakna pada nilai analisis howes dan tinggi palatum Korkhaus mahasiswa FKG YARSI dibandingkan dengan standar normal Ras Caucasoid, namun tidak ada perbedaan bermakna pada panjang lengkung anterior Korkhaus. Dibandingkan dengan penelitian lain terdapat perbedaan dan persamaan sesuai dengan karakteristik ras setiap populasi. <strong>Kesimpulan: </strong>Adanya variasi ukuran gigi geligi, lengkung gigi, dan tinggi palatum pada setiap individu menyebabkan perbedaan hasil indeks Howes dan Korkhaus, sehingga penggunaan standar normal pada setiap analisis model studi harus disesuaikan kembali pada masing-masing populasi.</p> Qanita Regina Maharani, Fazwishni Siregar, Agus Ardinansyah Copyright (c) 2024 Sinnun Maxillofacial Journal https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/139 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0000 Gambaran Tarif Pelayanan Kedokteran Gigi Sebelum dan Setelah Pandemi Covid-19 Di Praktik Mandiri Dokter Gigi Kota Palembang https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/142 <p style="font-weight: 400;"><strong>Pendahuluan</strong><strong>:</strong> Pada tahun 2020 kesehatan masyarakat diresahkan dengan munculnya Covid-19. Kebutuhan akan alat dan bahan kesehatan seperti disinfektan, tambahan alat medis dan non medis lainnya dan alat pelindung diri untuk mendukung protokol pencegahan COVID-19 meningkat sebagai akibat dari beban ini. <strong>Tujuan Penelitian: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tarif pelayanan kedokteran gigi sebelum dan setelah pandemi Covid-19 di praktik mandiri dokter gigi di Kota Palembang. <strong>Bahan dan </strong><strong>Metode:</strong> Penelitian ini penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini adalah praktik mandiri dokter gigi di Kota Palembang sebanyak 56 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. <strong>Hasil:</strong> dari penelitian menunjukan adanya perubahan atau kenaikan pada tindakan pemeriksaan dan konsultasi, pemeriksaan dan medikasi sebesar 100%. Sedangkan tindakan yang mengalami kenaikan tidak terlalu tinggi adalah pada penambalan gigi dengan semen ionomer kaca, penambalan dengan resin komposit, pencegahan lubang gigi/<em>fissure sealant</em>, pencabutan gigi susu/anak, pencabutan gigi permanen/dewasa sebesar 66,7% dan pemasangan kawat gigi (ortodontik cekat) sebesar 60%. Sedangkan tindakan yang tetap atau tidak mengalami kenaikan adalah pembersihan karang gigi (<em>scaling) </em>dan kontrol kawat gigi (ortodontik cekat). <strong>Kesimpulan:</strong> Secara keseluruhan, hasil menunjukkan bahwa gambaran tarif pelayanan kedokteran gigi sebelum dan setelah pandemi Covid-19 di praktik mandiri dokter gigi Kota Palembang terdapat perubahaan kenaikan tarif.</p> Permata Syanthia Wijaya, Hema Awalia, Sofia Enizar, Nanda Kamila Salim, Sri Wahyuningsih Rais Copyright (c) 2024 Sinnun Maxillofacial Journal https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/142 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0000 Hubungan Penilaian Persepsi Estetika Oral dan Profil Wajah berdasarkan Oral Aesthetic Subjective Index Scale (OASIS) dan Analisis Jaringan Lunak Steiner https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/138 <p style="font-weight: 400;"><strong>Pendahuluan: </strong>Penampilan wajah merupakan satu hal yang penting dalam kehidupan manusia dan tidak lepas dari konteks penilaian persepsi estetika. Profil wajah merupakan salah satu cara untuk menilai penampilan wajah seseorang dengan melakukan analisis terhadap jaringan lunak ataupun jaringan keras pada wajah seseorang. <strong>Tujuan: </strong>Untuk mengetahui apakah ada hubungan penilaian persepsi estetika oral dengan keadaan profil wajah menggunakan <em>Oral Aesthetic Subjective Index Scale</em> (OASIS) dan analisis jaringan lunak <em>Steiner</em>. <strong>Bahan dan</strong> <strong>Metode: </strong>Metode yang digunakan adalah <em>Cross Sectional </em>dengan desain penelitian deskriptif analitik<em>.</em> Sampel pada penelitian adalah pasien yang melakukan perawatan ortodonti di Klinik <em>Praja Rinra Care</em> sebanyak 40 sampel. <strong>Hasil: </strong>90% responden dengan kategori persepsi estetika oral buruk dan 10% memiliki persepsi estetika oral baik. Profil wajah berdasarkan analisis jaringan lunak <em>Steiner</em> diperoleh hasil profil wajah <em>protrusive</em> sebanyak 90% dan profil wajah seimbang sebanyak 10%. Berdasarkan uji <em>Chi-Square</em> didapatkan hasil <em>p-value </em>0,000 (p&lt;0,05). <strong>Kesimpulan: </strong>Terdapat hubungan signifikan antara persepsi estetika oral dengan profil wajah<strong>.</strong></p> Yustisia Puspitasari, Nur Fadhillah Arifin, Ayu Lestari Copyright (c) 2024 Sinnun Maxillofacial Journal https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/138 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0000 Hubungan Antara Tuberkulosis Paru dengan Terjadinya Kelainan pada Jaringan Lunak Rongga Mulut Berdasarkan Lama Pengobatan https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/125 <p style="font-weight: 400;"><strong>Pendahuluan:</strong> Tuberkulosis adalah penyakit infeksi utama tertinggi penyebab kematian, yaitu kurang lebih tiga juta kasus setiap tahunnya. Penyakit tuberkulosis paru dikarenakan bakteri <em>Mycobacterium tuberculosis</em>. Penderita tuberculosis dapat menunjukkan gejala klinis di rongga mulut, merupakan manifestasi sekunder dari tuberkulosis paru. Manifestasinya berupa <em>ulcer</em>, <em>gingival enlargement</em> dan glossitis tuberkulosa. <strong>Tujuan Penelitian: </strong>untuk mengetahui apakah ada hubungan tuberkulosis paru dengan terjadinya kelainan pada jaringan lunak rongga mulut berdasarkan lama pengobatan. <strong>B</strong><strong>ahan dan Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan metode observatif analitik dengan populasi pasien tuberkulosis (TBA positif) rawat jalan di Puskesmas Sukasada II, Buleleng Bali. Berjumlah total yaitu 30 orang. Pasien diobservasi berdasarkan lama pengobatan dari terdiagnosis awal yaitu kelompok hari ke-1 sampai hari ke-30, kelompok hari ke-31 sampai hari ke-60 hari dan kelompok hari ke-61 sampai hari ke-90 setelah mengkonsumsi obat. <strong>H</strong><strong>asil: </strong>Didapatkan kasus manifestasi oral yaitu <em>ulcer</em> 40%, <em>enlargement gingiva</em> 20% dan glossitis tuberkulosa 13 % pada kelompok dengan lama pengobatan 1-30 hari. Sedangkan pada kelompok hari ke-31 sampai hari ke-60 hari dan hari ke-61 sampai hari ke-90 hari tidak ditemukan manifestasi oral sekunder pada tuberculosis paru. <strong>Kesimpulan: </strong>Terdapat hubungan antara tuberkulosis paru dengan terjadinya kelainan pada jaringan lunak rongga mulut berdasarkan lama pengobatan.</p> Wahyuni Dyah Parmasari Copyright (c) 2024 Sinnun Maxillofacial Journal https://e-jurnal.fkg.umi.ac.id/index.php/sinnunmaxillofacial/article/view/125 Tue, 30 Apr 2024 00:00:00 +0000